- Home »
- My Cursed Heart [ Chapter 2 ]
// Posted by :darakyu706
// On :Friday, September 24, 2010
CHAPTER TWO: Reveal the Truth, Magic
Jam bekerku berdering lagi. Ahh, rasanya hari ini aku malas sekali pergi ke sekolah. Ini tidak seperti aku yang biasanya, aku yang selalu bersemangat kalau mengingat sekolah. Kejadian kemarin membuatku merasa bersalah kepada Kaito. Dan aku malu pada Hana, karena aku pulang dengan mata sembab. Aku berlari begitu saja ketika Hana menghampiriku. Kesalahan terbesar.
“Miyu, Miyu, Kau sudah bangun kan?”, Suara Ibu memanggilku dari bawah.
“Iya, bu”, sahutku. Apa boleh buat. Mau tidak mau aku harus pergi ke sekolah. Dengan langkah gontai aku keluar dari kamarku. Berjalan menuruni tangga sampai ke dapur, dimana aku biasa membantu ibuku.
“Kau tidak apa-apa, Miyu? Matamu bengkak, Kau menangis?”, tanya ibu yang seperti sudah bisa membaca keadaanku.
“Aku tidak apa-apa, bu”. Aku berjalan menuju wastafel. Kenapa semua orang bisa tahu sih aku habis menangis? Kesalku. Aku melihat bayangan wajahku di cermin wastafel. Oh no! pantas saja semua orang bisa tahu aku menangis, mataku seperti mata ikan!
Aku membasuh wajahku beberapa kali. Meyakinkan diriku sendiri mataku sudah tidak bengkak lagi. Lalu aku mengambil tasku dan bersiap untuk berangkat.
“Aku berangkat,bu”
Jalanan di pagi hari. Sepi. Membuatku bisa berpikir lebih tenang. Aku harus pasang wajah seperti apa saat bertemu Kaito? Aku harus menjelaskan apa kepada Hana? Aku semakin berharap Kaito belum masuk hari ini. Tiba-tiba seseorang menyentuh kepalaku dari belakang.
“yo, Miyu-chan!”, sang cowok pendek itu berjalan disampingku.
”Kaze-kun!”, entah mengapa wajahku memerah.
“Kebetulan sekali ya bisa bertemu”
“Ah, ternyata kau sekolah di Raigaku juga ya”, Aku bertanya pada Kaze tidak jelas.
“Iya. Tapi kelasku berbeda dan sangat jauh dari kelas kalian. Kau baru pindah ya? Pantas aku belum pernah melihatmu”. Sambungnya, “Kalau punya teman manis begini aku jadi semangat sekolah nih!”
“Kau menggodaku?”, ucapku sambil tertawa geli.
“anyway, kau sudah memutuskan untuk masuk ke klub apa Miyu-chan?”
”Klub? Haruskah?”, tanyaku. Dari dulu aku paling malas untuk berorganisasi.
“Di Raigaku kau harus mengikuti minimal 1 klub, kan dimasukan ke nilai raport. Ah, bagaimana kalau kau masuk ke klub Magic saja? Aku ketuanya”, Kaze menunjuk dadanya.
“Magic? Klub Sulap?”
“Bukan bukan. Kami tidak membicarakan ilusi penipu itu. Kami membicarakan tentang.. yahh lebih baik kau gabung dulu baru nanti akan kuberitahu”, Kaze tersenyum licik,”Kaito juga ada lho”. Pancingnya.
“Kupikirkan dulu deh”.
“Baiklah ini formulir pendaftarannya, hanya untuk formalnya saja. Kutunggu ya!”, Kaze berlari dan meghilang di tikungan secara misterius.
“Tunggu! Kaze-kun!”.
Cih. Aku kan belum bilang aku setuju. Malas sekali rasanya harus bergabung di salah satu organisasi dan mengerjakan hal-hal yang tidak kusukai. Aku melihat formulir pendaftarannya. Hm? Hanya menuliskan nama dan kelas? Formulir apa ini.
“Miyu!!”, Hana berlari menubrukku dan memelukku. “Kau tidak apa-apa? Aku cemas sekali!”
“Kudengar katanya kau berlari sepulangnya dari rumah Kaito dengan mata sembab? Kenapa, Miyu?”, tanya Sakura
Great. Sekarang aku harus menjelaskan apa kepada mereka. Aku terdiam dan Hana masih memelukku. Aku tahu mereka cemas. Tapi aku bingung harus menjelaskannya kepada mereka bahwa aku mengusik ketenangan Kaito? Apa yang akan mereka pikirkan tentang aku setelah ini?
“Aku tidak apa-apa Hana, sungguh”. Aku melepaskan pelukannya. “Kemarin aku.. ibuku menelepon dan ada urusan penting karena itu aku berlari tanpa memberitahumu, maaf Hana.”
Dan aku melihatnya. Dibalik punggung Hana. Seseorang di sana, di sebelah kursiku. Menatap keluar jendela seperti biasanya. Kaito.
“Katanya dia sudah sembuh”, ucap Sakura seperti membaca pikiranku.
Aku terdiam. Aku harus pasang tampang seperti apa? Sedangkan aku sudah terlanjur berbohong kepada Hana. Kalau aku menghindar lagi, dia pasti tahu aku berbohong.
“Begitu ya, bagus deh”, ucapku asal saja kepada Sakura.
Sakura menatapku. “jangan-jangan kau suka padanya nih?”, ucapnya menggoda.
“Apa?! Siapa bilang!”,
“Lho kok malah marah? Kalau memang nggak ya ga usah marah kan”, katanya sambil menjentikkan jarinya di dahiku. Membuatku ingin melemparnya dengan sebuah buku. Tapi dia pasti bisa menangkapnya. Haiz.
Silent. Aku duduk di kursiku. Jantungku berdegup kencang.
“Maaf”. Kaito mengucapkan kalimat itu. Aku tidak percaya.
“Eh? Untuk apa?”
“Yang kemarin”, sekarang dia menatapku, “Aku sedang demam jadi tidak sadar apa yang telah kuperbuat. Rasanya kemarin aku telah berbuat kejam kepadamu. Kaze bilang kepadaku kau menangis”.
Kaze-kun.. Aku bersumpah akan menyumpal mulutnya.
“Tidak apa-apa kok, memang salahku yang sudah lancang masuk ke kamarmu, aku minta maaf juga hahaha”, ucapku sambil menggaruk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal.
“Formulir itu”. Kaito melihat formulir ”Magic” di tanganku.
“Oh. Aku bertemu Kaze pagi ini dan dia menyuruhku bergabung dengan klubnya. Aku masih belum mengambil keputusan akan masuk atau tidak”.
Kaito terdiam dan menatapku tajam. God! Aku merasa paru-paruku menipis!.
Bel tanda masuk sekolah berbunyi. Kaito, seperti biasanya menoleh keluar, menonton ibu burung yang sedang memberi makan anak-anaknya.
Aku heran. Dia selalu melihat keluar. Tapi kenapa dia bisa membantuku waktu itu? Padahal dia tidak pernah memperhatikan pelajarannya. Paling tidak begitu yang kukira.
NAMA: Miyuki Sasakura
KELAS: X-2
Aku mengisi formulir yang diberikan oleh Kaze. Aku memutuskan untuk ikut bergabung, paling tidak aku ingin melihat seperti apa klubnya. Aku menunggu di Kantin, tempat semua orang berkumpul. Dan itu dia, Kaze menghampiriku.
“Jadi Miyu-chan kau memutuskan untuk bergabung?”, tanyanya sambil menggigit-gigit sedotan. Kebiasaan yang aneh yang bagaimanapun aku juga menyukainya.
“Iya, ini” kuserahkan formulirku kepada Kaze.
“Bagus. Sudah lama tidak ada sentuhan wanita di klub. Selalu cowok, membuatku bergetar saja”.
Aku tertawa mendengarnya.
“Sepulang sekolah datang ke gedung lama ya, disitulah ruang klub kami”.
“Gedung lama? Mau apa kau?”, tanya Hana.
Aku menanyakan kepada Hana dan Sakura dimana persisnya letak gedung sekolah lama.
“Aku ikut klub Magic”, kataku.
“Klub Magic? Klub apa itu aku tidak pernah dengar. Lebih baik kau ikut teater saja,” Sakura berpromosi.
“Tapi aku sudah mengajukan formulir”
“Well, gedung lama letaknya di belakang gedung ini. Dan katanya itu rumah hantu lho! Miyu kau serius mau kesana?”, Hana seperti biasa, cemas berlebihan.
“Ya, aku serius”
“Sudahlah Hana, tidak ada gunanya melarang Miyu pergi kesana, toh bagaimanapun juga dia pasti akan pergi kesana”. Sakura mengacak-acak rambutku dan kali ini aku berhasil menjitaknya.
Gedung yang sepertinya sangat tidak terawat. Wajar saja tidak ada orang yang mengunjungi gedung ini lagi karena terlihat angker. Dinding terluarnya dipenuhi sarang laba-laba. Walau begitu sebenarnya, gedung ini masih terlihat cukup baik hanya saja jika ada yang mau membersihkan. Debu-debu di lantai membuat hidungku gatal. Serius nih? Apa tidak ada ruangan lain yang cukup layak untuk dipakai?. Aku terus berjalan sampai menemukan sebuah ruangan dengan pintu berwarna hitam. Ada sebuah poster yang menempel disana.
KLUB MAGIC. DILARANG MASUK BAGI NON ANGGOTA.
Klub ini terlihat rahasia, batinku. Apa ini.. aman? Sebenarnya apa sih yang mereka pikirkan? Membentuk klub di gedung yang angker?
Aku menyentuh gagang pintunya dan membukanya sambil menahan napasku. Jantungku berdebar.
Tiba-tiba ada cahaya yang sangat menyilaukan mataku. Cahaya yang sangat terang disertai pemunculan seseorang dengan jubah hitam. Dia membawa death scythe! Oh Tuhan sedang apa dia? Apa mereka ingin mengadakan pertunjukan cosplay?
Kukucek mataku karena penglihatanku jadi sedikit buram akibat cahaya tadi. Aku melihat ke arah orang yang berjubah hitam itu. Kaze-kun! Apa? Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana? Semua pertanyaan berkecamuk di pikiranku.
“Who’s there?!”,
Tiba-tiba Kaze secepat kilat berdiri di hadapanku. Aku merasakan paru-paruku mulai menipis lagi.
“I-ini aku Miyu, kau ingat?”
Kaze terdiam. Lalu sepertinya dia menggumamkan mantra yang aku tidak mengerti. Lagi, cahaya mengelilingi tubuhnya dan dia kembali mengenakan seragam Raigaku.
“Miyu-chan”, suaranya terdengar sedikit lemah.
“Ka-Kaze-kun.. apa itu yang barusan?”.
“Itu, aku sedang bertansformasi”
“Transformasi?”, tanyaku bingung.
“Yeah, begini aku akan menjelaskannya dari awal, duduklah”.
Aku duduk di kursi yang, aku heran, terlihat bersih dibanding dinding ruangan ini.
“Listen, kau tahu kalau semua manusia mempunyai elemen?”
“Elemen? Apa maksudmu?”
“Elemen di Bumi ini ada banyak, tetapi ada 5 unsur dasar. Fire, Water, Wind, Earth, dan Thunder”.
Aku bingung.
“Dan seperti yang kau lihat tadi. Itu adalah perwujudanku sebagai Wind”.
“Jadi yang kau maksudkan, semua manusia bisa berubah seperti tadi?”, tanyaku bingung.
“Tidak. Tidak semua. Hanya orang-orang yang menyadari elemennya lah yang bisa menggunakan dan mengontrolnya menjadi kekuatan seperti aku tadi”
“Lalu sebenarnya, klub Magic ini, adalah klub Elemen?”
“Miyu-chan, sering orang menyalah artikan klub kami dengan klub sulap. Tapi Magic tidaklah hanya terpaku pada sulap saja. Magic adalah kekuatan dan keajaiban. Kami semua disini menggunakan kekuatan yang tertidur dalam diri kami, yang diketahui sebagai elemen atau unsur dan membangkitkan keajaiban di luar logika. Karena itu kami menamakan Magic”.
Aku masih sedikit bingung. Elemen? Kekuatan? Keajaiban?
Pintu klub terbuka. Daichi masuk.
“Lho? Miyu? Kau masuk klub ini?”, tanyanya
“Daichi?”, dia disini juga? Apa dia juga sama seperti Kaze?
“Nah nah Miyu-chan”, Kaze berjalan ke samping Daichi dan menepuk pundaknya,”Dia ini Earth”, Kaze tersenyum.
“Jadi, kau juga bisa bertransformasi?” tanyaku kepada Daichi.
“Belum. Levelku belum tinggi”. Dia tersenyum dan menepuk kepalaku. Ohh.
“Ada levelnya juga?”, tanyaku tidak jelas untuk siapa.
“Ya”, Kaze menjawab,”Kalau ingin berubah sepertiku tadi kau harus sudah sampai minimal level 8”.
Pintu klub terbuka lagi. Kaito. Sepertinya dia tidak melihatku ada disana.
“Dan ini dia sang hero kita, Fire!”, Kaze terkekeh menepuk pundak Kaito
Kaito mengernyitkan dahi. Lalu akhirnya dia menyadari ada aku diantara cowok-cowok ini. “Oh”, ucapnya.
Aku memandangnya dan dia menatapku. Oh Tuhan, kenapa paru-paruku begitu tipis?
“Lalu aku?”, tanyaku kepada Kaze berusaha mengalihkan pandangan.
“Water”, Kaito yang menjawab
“Bingo!”, Kaze menepuk kepalaku. “Dengan ini sudah 4 elemen berkumpul, kami masih mencari sang Thunder, Kau bisa membantu kami kalau kau mau.”
”Tapi.. aku tidak pernah tau kalau aku Water, apa aku juga punya kekuatan seperti kalian?”
“Itu bisa diatur, kau bisa berlatih bersamaku”, Daichi akhirnya berbicara.
“Jadi Miyu-chan”, Kaze terdengar riang,”Selamat datang di klub Magic”. Dia dan Daichi tersenyum.
Jadi aku boleh disini? Water. Aku jadi penasaran.
“Terima kasih”, ucapku.
Post a Comment